Jumat, 25 Juli 2014

Sahadat insaniyah sebagai solusi krisis kepemimpinan nasional; bagian 2



Dari Sahadat Ke Revolusi  Bangsa Dan Negara Guna Menjadi Negara Yang Adil Makmur Dan Diridhai Allah SWT
(Sahadat insaniyah sebagai solusi krisis kepemimpinan nasional; bagian 2)

Oleh : Faiz Al-Zawahir *

Indonesia adalah negeri yang dikaruniai kekayaan dan keindahan alam yang sungguh luar biasa. Alam Indonesia sangat indah dan subur bagi sang penyair koesplus mengatakan bahwa laut Indonesia adalah kolam susu bahkan ketika kita menanam batu dan tongkat kayupun akan tumbuh. Cahaya matahari yang senantiasa menyinari sepanjang tahun.kekayaan dan keindahan alamnya baik di darat ataupun dilaut. Sumber daya alam yang melimpah ruah membentang dari sabang sampai marauke. Indonesia dikaruniai keragaman budaya,bahasa dan suku yang sangat beragam. Karunia tuhan terhadap Indonesia sungguh tak ternilai dan takan habis untuk selalu dideskripsikan dengan kata-kata. Sehingga tidaklah salah atau berlebihan jika Emha ainun nadjib mengatakan seakan-akan surga pernah bocor dan mencipratkan keindahannya ke tanah yang dinamakan Indonesia raya.
Negara-negara diseluruh dunia sangatlah iri melihat Indonesia. hal itu ditandai dengan pada zaman dahulu bangsa-bangsa eropa yang katanya peradabannya sudah maju berduyun-duyun datang ke negeri kita. Ingin memiliki dan menguasai alam raya Indonesia dengan menggunakan berbagai cara. Para pejuang bangsa ini tak henti-hentinya berjuang mengorbankan harta jiwa dan raga guna mengusir mereka dan menjadikan negeri ini merdeka. Meskipun sekarang anak cucu mereka yang memimpin negeri ini tak henti-hentinya menjual dan menggadaikan negeri ini pada mereka yang asing yang diusir oleh pejuang sehingga itulah yang disebut sebagai kolonialisme postmoderen.
Kekayaan alam Keberagaman yang dimiliki indonesia menjadi modal yang tak ternilai untuk menjadi modal dan fondasi dalam membangun Negara ini. Ketika penduduk negeri ini dan para pemimpinnya pandai bersyukur dan mengelola alam Indonesia maka niscaya Indonesia akan menjadi Negara yang tak tertandingi di dunia ini,baik dalam hal ekonomi,budaya,pendidikan dan dalam hal apapun. Bahkan dalam hal militer sekalipun tak akan ada Negara yang mampu menandingi Indonesia ketika pemimpin dan rakyatnya bersatu padu membela negeri. Hal itu dibuktikan ketika peperangan merebut kemerdekaan. Dengan bermodalkan bambu runcing para pahlawan negeri ini tak gentar dan tak takut melawan penjajah yang bersenjatakan senapan,meriam,tank dan pesawat tempur canggih pada zamannya Pahlawan negeri ini bisa memenangkan pertempuran.
Di era globalisasi ini ketika bangsa Indonesia berjuang dan membangun negeri ini supaya menjadi ­the lion of asia Negara yang disegani di asia dan di takuti di bunia. Indonesia malah menjadi the sickman of asia orang sakit dari asia. Dengan segala modal dan potensi negeri ini Indonesia malah dilanda krisis multidimensi,krisis moral,krisis ekonomi dan yang paling parah dan kronis Indonesia mengalami krisis kepemimpinan.
Krisis kepemimpinan di negeri ini menjadi akar dari semua krisis. Hal itu dikarenakan: pertama seorang pemimpin adalah ujung tombak yang menentukan pembangunan negeri ini berhasil atau tidak dengan segala tanggung jawab dan peran yang dimilikinya. Kedua, pemimpin menjadi  potret dan contoh bagi masyarakat yang dipimpinnya sehingga jika pemimpinnya baik maka masyarakatpun akan cenderung mengarah pada kebaikan. Karena mereka mencontoh pemimpinnya, seorang pemimpin berperan sekaligus menjadi seorang guru yang mengajarkan sesuatu pada masyarakat yang dipimpinnya. pepatah bangsa ini mengatakan “guru kencing berdiri murid kencing berlari” saat ini sudah makin parah menjadi “guru kencing berdiri murid mengencingi guru”. Krisis moral dan akhlak yang ada pada bangsa ini karena dimulai dari kebobrokan moral para pemimpinnya.
Ketiga, islam mengajarkan bahwa semua orang adalah pemimpin “kullukum ro’in wakullukum mas’ulun anro’yatihi” dan memiliki tugas mengemban misi sebagai khalifah (Q.S AL-Baqarah:30) oleh sebab itu maka krisis kepemimpinan adalah krisis dasar,krisis yang paling fundamental yang dialami bangsa ini.
Lantas selanjutnya ketika kita sudah mengenal penyakit maka kita bisa menentukan obat apa yang tepat untuk penyakit itu. Ketika kita sudah memahami akar masalah dari krisis yang dialami  negeri ini maka kita bisa merumuskan solusi untuk pemecahan masalah tersebut. Sebagaimana dibahas diatas krisis kepemimpinan adalah krisis yang paling inti dari berbagai macam krisis negeri ini maka solusi apa yang tepat untuk mengatasi krisis itu?
Untuk mengatasi masalah kepemimpinan dan semua masalah yang ada dinegeri ini maka menurut saya bangsa ini yang mayoritas penduduk dan pemimpinya beragama islam haruslah memahami,memaknai dan merenungkan serta mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam syahadat yang kedua yaitu syahadat insaniyah atau sahadat dimensi kemanusiaan yang berbunyi
واشهد ان محمدا رسول الله
Pemaknaan syahadat insaniyah menjadi solusi permasalahan kemanusian dan kepemimpinan negeri ini. Ketika pada syahadat yang pertama yaitu syahadat ilahiyah manusia memasrahkan dirinya hanya untuk Allah dan tiada yang dia sembah dan dia tuju keculai Allah. Pada syahadat kedua syahadat insaniyah. Syahadat dimensi kemanusiaan. Sama dengan syahadat pertama syahadat ilahiyah untuk bisa memahami dan memaknainya haruslah dimulai dari pengartian secara lafdziyah untuk selanjutnya secara maknawiyah.
Secara lafdziyah syahadat kedua di mulai dengan huruf “WA” yang dalam kalimat ini adalah Harf  وَ  athaf yang berarti “dan”. Selanjutnya  lafadz “asyhadu” yang dalam kajian bahasa arab asyhadu itu dhamir atau subjeknya adalah “ana/aku” yaitu muttakalim wahdah  dalam bahasa Indonesia biasa diartikan “aku bersaksi” subjek aku sebagai orang yang melakukan persaksian adalah keseluruhan dimensi serta realitas yang dimiliki oleh si “aku”. Aku bukanlah mulut saja,bukan mata saja,bukan telinga saja melainkan semua yang ia miliki. Oleh sebab itu ketika seseorang mengucapkan lafadz “asyhadu” maka itu berarti keseluruhan realitas yang ada dalam dirinya itu dipersaksikan. Oleh sebab itu maka sahadat itu bukan “MENGAKU” melainkan “MENG-AKU” dalam artian ketika seseorang mengucapkan lafadz “asyhadu”dalm dua kalimat syahadat maka dia sudah mempasrahkan keseluruhan realitas yang ia miliki untuk dipersaksikan kepada Allah sebagai tuhannya dan Muhammad sebagai nabinya.
            Kemudian lafadz dalam kalimat syahadat adalah “AN” dalam bahasa sunda ulama salaf mengartikannya “kalawan kalakuan sareung tingkah” dalam artinya dengan  keseluruhan kinerja serta gerak langkah dalm hidupnya. Oleh sebab itu orang yang membaca kalimat ini mengikrarkan apapun yang ia lakukan dan ia kerjakan dipersaksikan serta diperuntukan hanya untuk dzat yang maha benar. Ia melakukan kebaikan bukan untuk harta jabatan ataupun pujian melainkan hanya semata-mata hanya untuk Allah tuhan semesta alam. Kemudian lafadz selanjutnya adalah “muhammadur rosululoh”  yang artinya Muhammad sebagai utusan Allah.
            Yang menjadi kunci dalam syahadat insaniyah ini adalah seorang muslim yang membaca syahadat mengakui dan “meng-aku-kan” nilai-nilai yang diajarkan oleh Muhammad Saw. Sahadat insaniyah ini berfungsi sebagai pedoman taktis dan praktis terhadap perwujudan dari syahadat pertama sebagai syahadat ilahiyah. Oleh sebab itu jika ada seorang muslim bertanya “bagaimana caranya mewujudkan keimanan kepada Allah SWT dalam kehidupan kita sehari-hari?” maka jawabannya adalah lihatlah Muhammad dan amalkan nilai-nilai yang beliau ajarkan.
            Lantas apa relevansinya antara syahadat insaniyah dengan permasalahan kepemimpinan di negeri ini. Jawabannya adalah syahadat insaniyah adalah solusi kongkret dan paling logis dari permasalahan di negeri ini. Karena, Dalam pemaknaan syahadat yang kedua manusia yang membaca syahadat haruslah mengamalkan dan “meng-aku-kan” nilai-nilai yang diajarkan oleh Muhammad Saw. Lantas kenapa harus Muhammad?
            Jangankan orang yang mengaku islam dan beragama islam orang yang tidak beragama islampun mengakui bahwa nabi Muhammad Saw adalah sosok manusia yang paling sempurna dan sosok pemimpin bangsa dan pemimpin agam yang paling berhasil sepanjang sejarah dunia ini. Hal ini dibuktikan dengan rangking beliau menempati rangking ke-1 dalam buku Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah yang ditulis oleh Michael H. Hart.
            Michael H. Hart beralasan kenapa dia memilih nabi Muhammad sebagai sosok manusia yang paling sempurna dan sosok pemimpin bangsa dan pemimpin agam yang paling berhasil sepanjang sejarah dunia adalah :
1.      Nabi Muhammad satu-satunya manusia dalam sejarah yang berhasil meraih sukses-sukses luar biasa baik ditilik dari ukuran agama maupun ruang lingkup duniawi.
2.      Berasal-usul dari keluarga sederhana, Muhammad menegakkan dan menyebarkan salah satu dari agama terbesar di dunia, Agama Islam. Dan pada saat yang bersamaan tampil sebagai seorang pemimpin tangguh, tulen, dan efektif. Kini tiga belas abad sesudah wafatnya, pengaruhnya masih tetap kuat dan mendalam serta berakar.
3.      Lebih jauh dari itu (berbeda dengan Isa) Muhammad bukan semata pemimpin agama tapi juga pemimpin duniawi. Fakta menunjukkan, selaku kekuatan pendorong terhadap gerak penaklukan yang dilakukan bangsa Arab, pengaruh kepemimpinan politiknya berada dalam posisi terdepan sepanjang waktu.
4.      Muhammad bukan saja bertanggung jawab terhadap teologi Islam tapi sekaligus juga terhadap pokok-pokok etika dan moralnya. Tambahan pula dia "pencatat" Kitab Suci Al-Quran, kumpulan wahyu kepada Muhammad yang diyakininya berasal langsung dari Allah. Sebagian terbesar dari wahyu ini disalin dengan penuh kesungguhan selama Muhammad masih hidup dan kemudian dihimpun dalam bentuk yang tak tergoyangkan tak lama sesudah dia wafat. Al-Quran dengan demikian berkaitan erat dengan pandangan-pandangan Muhammad serta ajaran-ajarannya karena dia bersandar pada wahyu Tuhan.

Pemaknaan dan pengaflikasian nilai-nilai syahadat insaniyah sebagai solusi kepemimpinan negeri ini.
            Jika para pemimpin bangsa ini serta umat islam yang ada dinegeri ini sudah memahami dan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam syahadat yang kedua maka tidak akan mungkin ada pemimpin bangsa ini yang tidak bermoral,berakhlaq buruk dan tidak bertanggung jawb Tidak aka ada masyarakat Indonesia yang apatis terhadap permasalahan bangsa ini karena Muhammad mengajarkan kecintaan terhadap tanah air. Tidak aka nada masyarakat dan ulama yang pintar dan kerjanya hanya mengkritik dan menyalahkan orang lain sedangkan ia tidak melakukan apapun untuk menyelsaikan permasalahan. Karena nabi Muhammad mengajarkan kita haruslah berdakwah dengan mengerjakan sesuatu,bertafakur terhadap dosa dan kesalahan diri sendiri bukan menyalahkan orang lain.
            Semua nilai-nilai islam yang diajarkan oleh nabi Muhammad sampai kapanpun jika diamalkan akan menjadi solusi dari semua permasalahan yang ada di dunia ini. Termasuk masalah kepemimpinan karena Muhammad sudah mengajarkan serta mencontohkan bagaimana haruslah seorang pemimpin bersikap dan memutuskan sebuah kebijakan.
            Oleh sebab itu semua manusia yang mengucapkan syahadat yang kedua ini haruslah mengamalkan nilai-nilai yang diajarkan Muhammad jika tidak maka keislamannya batal dan tidak pantas disebut umat islam dan umat Muhammad. Bahkan ketika umat islam hanya memaknai syahadat ilahiyah dan tidak memaknai dan mengamalkan syahadat insaniyah maka syahadat dan keislamannya juga batal. Karena antara syahadat ilahiyah sahadat pertama yang berdimensi ketuhanan dengan syahadat kedua syahadat insaniyah syahadat yang berdimensi kemanusiaan adalah sebuah kesatuan yang tak bisa terpisahkan.
                Ketika nilai-nilai yang ada dalam dua kalimat syahadat baik syahadat ilahiyah ataupun syahadat insaniyah maka yang tercipta adalah sebuah peradaban yang maju dan terciptanya tatanan masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah Swt. Amin ya rabbal alamin
walahu alam bishwab



*Faiz Al-zawahir Ketua Umum HMI Komisariat Tarbiyah Cabang Kabupaten Bandung. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar