Jumat, 01 Agustus 2014

Menakar Keberhasilan Pembangunan Indonesia Dengan Fenomena “Mudik”



Menakar Keberhasilan Pembangunan Indonesia Dengan Fenomena “Mudik”

Oleh : Faiz Al-Zawahir *

“Mudik” adalah satu kata yang menjadi sorotan dan menjadi topic pembicaraan di negeri ini ketika menjelang idhul fitri. semua kalangan masyarakat senantiasa membicarakan tentang mudik di manapun. Orang desa senantiasa bertanya pada karib kerabatnya yang di kota kapan kamu mudik?. Pun yang di kota senantiasa sibuk bekerja demi mengumpulkan pundi-pundi rupiah untuk hari raya dan pembiayaan mudik. Televisi senantiasa menjadikan mudik menjadi topic berita yang hampir tiap jam selalu dihiasi dengan pembicaraan langsung dari titik-titik pusat kemacetan yang disebabkan oleh banyaknya kendaraan yang menjadi alat transfortasi mudik. Aparat kepolisian serta pejabat public yang bertanggung jawab mengurusi fenomena mudik senantiasa disibukan untuk menyiapkan dan mengamankan dan mengatur lalulintas demi terciptanya suasana mudik yang aman dan lancer.
Mudik adalah fenomena urbanisasi yang menjadi ciri khas negeri Indonesia ketika menjelang idhul fitri. Hal itu ditandai dengan migrasi besar-besaran penduduk negeri ini dari kota besar ke berbagai daerah pelosok negeri Indonesia. Terutama Jakarta yang menjadi magnet untuk rakyat Indonesia yang hidup di kampong atau daerah asalnya senantiasa sulit mendapatkan pekerjaan dan berpenghasilan cukup untuk bekerja dan mengadu nasib di Jakarta.
Masyarakat Indonesia yang tinggal dan bekerja di kota besar mudik ke kampung halaman guna bersilaturahmi dan berkumpul dengan keluarga pada momentum idhul fitri. Sehingga mudik seakan sudah menjadi sebuah kewajiban bagi semua umat islam yang tinggal dan bekerja di kota besar untuk mudik ketika idhul fitri.
Akan tetapi jika fenomena mudik kita fikirkan secara seksama. Terjadinya mudik besar-besaran ketika menjelang idul fitri menandai kegagalan pembangunan di negeri ini. Fenomena mudik menandakan kegagalan dan tidak meratanya pembangunan di negeri ini. Mayoritas masarakan Indonesia yang mellakukan mudik adalah mereka yang bekerja di kota-kota besar terlebih Jakarta. Hal itu mempertegas bahwa pembangunan di negeri ini telah gagal. Karena masyarakat tidak akan pergi mengadu nasib ke Jakarta jika di kampung halamannya tersedia lapangan pekerjaan yang mencukupi. Tersedianya lapangan pekerjaan yang mencukupi menandakan pembangunan didaerah tempat tinggalnya berhasil.
Oleh sebab itu jika setiap tahun setiap menjelang idhul fitri masyarakat Indonesia senantiasa di hiasi dengan fenomena mudik. Maka pembangunan dinegeri ini belum berhasil dan belum memakmurkan masyarakat negeri ini.
Rasululoh Saw bersabda dalam salah satu hadisnya yang diriwayatkan oleh imam Dailami dari Ali Ra yang artinya. “empat hal yang menjadi ciri kebahagiaan bagi seorang manusia
1.      Dengan memiliki pasangan hidup yang sholeh/sholihah “antakuna zauzatuhus Solihah”
2.      Memiliki anak yang sholeh/sholihah “wa auladuhul abrar”
3.      Memiliki teman,karib dan hidup dilingkungan yang sholeh “wa khuluthoukhus sholihin”
4.      Memiliki pekerjaan dan sumber rejeki di kampong halamannya “waanyakuna rijkuhu pi baladihi”

Ciri dari kebahagian yang ke empat diatas yaitu dengan Memiliki pekerjaan dan sumber rejeki di kampung halamannya. Hal ini dikarenakan dengan memiliki pekerjaan di kampong halamnnya ia hidup dan bekerja serta menikmati hasil dari pekerjaannya dengan keluarga yang ia cintai setiap hari.
Ketika pembangunan di negeri ini merata dan menyentuh semua elemen dan lapisan masyarakat negeri ini maka akan sedikit sekali masyarakat yang memilih untuk pergi dari kampung halamannya guna mencari pekerjaan. Oleh sebab itu ketika di negeri ini menjelang idhul fitri senantiasa ditandai dengan mudik akbar migrasi penduduk dari kota ke desa hal itu masih menandakan bahwa pembangunan negeri ini belum berhasil,tidak merata dan tidak tepat sasaran.

*Faiz Al-zawahir Ketua Umum HMI Komisariat Tarbiyah Cabang Kabupaten Bandung. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung




Tidak ada komentar:

Posting Komentar